Chemistry

Chemistry
dangerously nerdy

Minggu, 21 Februari 2016

Titrasi Asam Basa



Teori Dasar Percobaan
Kesetimbangan asam-basa merupakan suatu topik yang sangat penting dalam kimia dan bidang-bidang lain yang mempergunakan kimia, seperti biologi, kedokteran, dan pertanian. Titrasi yang melibatkan asam dan basa digunakan secara luas dalam pengendalian analitik banyak produk komersial, dan penguraian asam dan basa mempunyai pengaruh yang penting atas proses-proses metabolisme dalam sel hidup (Underwood 2002). Titrasi adalah proses suatu larutan asam ditambahkan dari buret ke larutan basa sedikit demi sedikit, sampai zat-zat yang direaksikan tepat menjadi equivalen satu sama lain atau sebaliknya larutan asam ditambahkan larutan basa (Harjadi 1985).
Larutan primer adalah suatu larutan yang telah diketahui secara tepat konsentrasinya melalui metode gravimetrik. Syarat-syarat larutan baku primer adalah mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-120° C) dan disimpan dalam keadaan murni, tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan di udara, dapat diuji dengan uji kualitatif dan kepekaan tertentu, sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa equivalen yang besar, sehingga kesalahan karena penimbangan dapat diabaikan, dan reaksi yang berlangsung dengan pereaksi tersebut harus bersifat stoikiometrik dan langsung memiliki tingkat kemurnian yang tinggi, kering, tidak terpengaruh oleh udara/lingkungan (zat tersebut stabil), mudah larut dalam air, dan mempunyai massa equivalen yang tinggi (Anonim 2009).
pH indikator merupakan larutan asam atau basa yang merupakan penentu keasaman atau kebasaan suatu larutan. pH indikator telah diketahui rentang pH dan perubahan warna yang terjadi dengan meningkatnya pH (Underwood 2002).
Tujuan Percobaan
Percobaan bertujuan untuk dapat menitrasi asam basa sesuai dengan prosedur sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.
Prosedur Percobaan
Percobaan sesuai dengan prosedur percobaan pada Penuntun Praktikum Kimia Analitik I pada halaman 25. Namun, praktikan juga melakukan standardisasi HCl. Langkah awal pada standardisasi HCl adalah menimbang bobot borax. Praktikan mengambil borax sebanyak 1,9037 g lalu diencerkan dengan air dalam labu takar 100 mL. Larutan tersebut diberikan indikator merah metil sebanyak 3 tetes sehingga larutan berubah warna menjadi kuning. Larutan HCl dimasukkan ke dalam buret. Labu takar yang berisi larutan borax dipegang di bawah buret. Cerat buret dibuka sedikit sehingga larutan HCl keluar sedikit demi sedikit ke larutan borax sambil labu takar digoyang-goyangkan agar tercampur secara merata sampai larutan berubah warna menjadi merah. Volume diukur dengan membaca miniskus pada buret. Pengulangan sebanyak 3 kali.
Hasil dan Perhitungan Data
Tabel 1  Standardisasi HCl dengan Borax 0,1 N
Ulangan
Volume Borax
Volume HCl (mL)
[HCl] N
(mL)
Awal
Akhir
Terpakai
1
10
0
10.90
10.90
0.0908
2
10
11.00
21.90
10.90
0.0908
3
10
22.00
32.90
10.90
0.0908

Indikator                              : merah metil
Perubahan warna            : kuning ke merah
Reaksi                                   : 2HCl + Na2B4O7 + 5H2O    2NaCl + 4H3BO3
Bobot borax = 1,9037 gram
BM Borax = 380,4 g/mol
BE Borax =  BM =  × 380,4 = 190,7 g/mol
Contoh perhitungan      
Ø  Nborax =  ×  =  × 10 = 0,099 N
Ø  (V × N)HCl = (V × N)borax
NHCl                   =
                  =  = 0,0908 N
Ø  Nrerata =  =  = 0,0908 N
Tabel 2 Titrasi NaOH dengan indikator merah metil
Ulangan
Volume HCl
Volume NaOH (mL)
[NaOH] N
(mL)
Awal
Akhir
Terpakai
1
10
0.00
11.00
11.00
0.0825
2
10
11.00
21.90
10.90
0.0833
3
10
20.00
32.90
12.90
0.0704
4
10
28.70
37.70
9.00
0.1009
5
10
37.70
46.40
8.70
0.1044
6
10
21.00
29.70
8.70
0.1044



Rerata
0,0910
Ø  Reaksi               : NaOH + HCl                 NaCl + H2O
Ø  Indikator          : Merah Metil
Ø  Perubahan warna        : merah ke kuning
Ø  Contoh perhitungan :
(V × N)HCl = (V × N)NaOH
[NaOH]   =  =  = 0.0825 N
Rerata    =
              =
= 0,0910 N
Ø  Uji Q  =
=  = 0,3559
Q tabel taraf 5% untuk n= 6 adalah0,625. Uji Qpercobaan < Qtabel sehingga nilai tersebut diterima.
                 Tabel 3 Titrasi NaOH dengan indikator Fenolftalein
Ulangan
Volume HCl
Volume NaOH (mL)
[NaOH] N
(mL)
Awal
Akhir
Terpakai
1
10
0.00
9.50
9.50
0.0956
2
10
9.50
18.60
9.10
0.0998
3
10
18.60
26.70
8.10
0.1121
4
10
26.70
36.30
9.60
0.0946
5
10
36.30
44.90
8.60
0.1056
6
10
0.00
8.70
8.70
0.1044



Rerata
0,1020





Ø  Reaksi               : NaOH + HCl                 NaCl + H2O
Ø  Indikator          : Fenolftalein
Ø  Perubahan warna        : tidak berwarna ke merah
Ø  Contoh perhitungan :
(V × N)HCl = (V × N)NaOH
[NaOH]   =  =  = 0.0956 N
Rerata    =
              =
= 0,1020 N
Ø  Uji Q  =
=  = 0,37
Q tabel taraf 5% untuk n= 6 adalah0,625. Uji Qpercobaan < Qtabel sehingga nilai tersebut diterima.
Tabel 4 Titrasi NaOH dengan Indikator Jingga Metil
Ulangan
Volume HCl
Volume NaOH (mL)
[NaOH] N
(mL)
Awal
Akhir
Terpakai
1
10
0.00
7.90
7.90
0.1149
2
10
7.90
15.80
7.90
0.1149
3
10
15.80
23.90
8.10
0.1121
4
10
23.90
32.10
8.20
0.1107
5
10
32.10
39.90
7.80
0.1164
6
10
39.90
47.20
7.30
0.1244



Rerata
0.1156
Ø  Reaksi                               : NaOH + HCl                 NaCl + H2O
Ø  Indikator                          : Jingga Metil
Ø  Perubahan warna        : Merah ke jingga
Ø  Contoh perhitungan   :
(V × N)HCl = (V × N)NaOH
[NaOH]   =  =  = 0.1149 N
Rerata    =
              =
= 0,1156 N
Ø  Uji Q  =
=  = 0,58
Q tabel taraf 5% untuk n= 6 adalah0,625. Uji Qpercobaan < Qtabel sehingga nilai tersebut diterima.
Tabel 5 Titrasi NaOH dengan Indikator Brom Timol Biru
Ulangan
Volume HCl
Volume NaOH (mL)
[NaOH] N
(mL)
Awal
Akhir
Terpakai
1
10
0.00
9.00
9.00
0.1009
2
10
9.00
18.20
9.20
0.0987
3
10
18.20
27.30
9.10
0.0998
4
10
27.30
36.00
8.70
0.1044
5
10
0.00
9.00
9.00
0.1009
6
10
9.00
18.10
9.10
0.0998



Rerata
0.1007
Ø  Reaksi                               : NaOH + HCl                 NaCl + H2O
Ø  Indikator                          : Brom Timol Biru
Ø  Perubahan warna        : Kuning ke biru
Ø  Contoh perhitungan   :
(V × N)HCl = (V × N)NaOH
[NaOH]   =  =  = 0.1009 N
Rerata    =
              =
= 0,1007 N
Ø  Uji Q  =
=  = 0,61
Q tabel taraf 5% untuk n= 6 adalah0,625. Uji Qpercobaan < Qtabel sehingga nilai tersebut diterima.

Pembahasan Hasil
Standardisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi dari larutan baku. Asam klorida merupakan larutan baku sekunder yang umumnya tidak stabil sehingga perlu distandarisasi ulang setiap minggu. Standardisasi HCl menggunakan borax yang merupakan larutan baku primer sebagai basanya. Standardisasi ini memakai indikator merah metil karena kondisi keasaman HCl sesuai dengan trayek pH indikator merah metil yaitu 4,2-6,2 (Anonim 2009). Standardisasi HCl dalam percobaan didapatkan Nrerata HCl adalah 0,0908 N
Titrasi HCl oleh NaOH dalam percobaan digunakan indikator merah metil, fenolftalein, jingga metil, dan brom timol biru. Berdasarkan uji Q dan perbandingannya dengan nilai Q sesungguhnya didapatkan tidak ada nilai pencilan pada data hasil pengamatan sehingga semua nilai diterima. Saat menggunakan indikator merah metil dan fenolftalein pada percobaan didapatkan Nrerata berturut-turut adalah 0,0910 N dan 0,1020 N, sedangkan saat menggunakan jingga metil dan BTB didapatkan Nrerata berturut-turut adalah 0,1156 N dan 0,1007 N.
Hasil titrasi HCl dengan NaOH paling baik menggunakan indikator BTB karena
titrasi HCl dengan NaO
H menghasilkan garam netral yang pH-nya sekitar 7. Hal
ini sesuai dengan pH titik akhir indikator
BTB yaitu sekitar 7 (Anonim 2005).  Hal ini sudah sejalan dengan hasil percobaan.
Simpulan
Dari keempat indikator, berdasarkan hasil percobaan dan teori dapat disimpulkan yang paling cocok untuk titrasi HCl oleh NaOH adalah indikator brom timol biru.
Daftar Pustaka
Anonim. 2005. Indikator Asam Basa. [terhubung berkala]. www.muukberkarya.blogspot.com [10 November 2009].
Anonim. 2009. Standarisasi Larutan Baku. [terhubung berkala]. http://lutfirachman.wordpress.com/2008/05/05/standarisasi-larutan-baku/  [10 November 2009].
Day RA & Underwood AL. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi VI. Jakarta : Erlangga.
Harjadi W. 1985. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar