Salah satu teknik analisis untuk
mengukur analat dalam suatu contoh adalah titrimetri. Titrasi merupakan contoh
dari titrimetri yang berarti suatu metode untuk menentukan konsentrasi suatu
zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Teknik
titrasi ada empat jenis dilihat berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam
proses titrasi, bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi
asam-basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi
oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan
reaksi kompleks dan titrasi pengendapan untuk analat dan titran yang melibatkan
pengendapan (Raymond 2003). Namun, dalam percobaan yang dibahas hanya tentang titrasi
asam-basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Zat yang akan ditentukan
konsentrasinya disebut sebagai titrat dan biasanya diletakan di dalam
erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai
titrat dan biasanya diletakkan di dalam buret. Titran ditambahkan sedikit demi
sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen artinya penambahan titran harus
dihentikan. Keadaan ini ditandai dengan perubahan warna indikator dan dinamakan
titik akhir titrasi. Tetapi, keadaan ini tidak menunjukkan bahwa volume, gram,
dan gram titran sama dengan titrat (Harjadi 1986).
Perubahan pH dan
jumlah titran dalam mencari titik akhir dapat dibuat dengan sebuah kurva yaitu
kurva titrasi. Plot data yang didapat dari kurva akan meminimalkan kesalahan
dalam menentukan titik ekuivalen dan titik akhir. Elektroda pH digunakan dalam
titrasi asam basa sebagai sensor dalam memonitor titrasi. Cara sederhana dalam
menentukan titik akhir dari kurva titrasi yaitu menentukan titik belok pada
kurva titrasi yang dihasilkan. Cara lain dalam mencari titik akhir yaitu
membuat kurva derivatif pertama dan kedua titrasi. Kurva derivatif kedua
titrasi mungkin lebih tepat dalam menentukan titik akhir dibandingkan dengan
derivatif pertama, karena titik akhir diperoleh dari titik potong dengan kurva titran (Harvey 2000).
Titrasi adalah
suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang
sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi yang melibatkan reaksi asam basa
disebut titrasi asam basa. Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa
sebagai titrat ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titran ditambahkan ke dalam titrat sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan
ekuivalen. Saat titran dan titrat tepat saling menghabiskan disebut TE (titik
ekuivalen), sedangkan saat titrasi dihentikan disebut titik akhir (TA) (Harjadi
1986).
Cara derivatif kurva
titrasi terbagi menjadi derivatif pertama dan derivatif kedua. Cara derivatif pertama kurva titrasi dihampirkan sebagai
ΔpH/ΔV, dengan ΔpH adalah perubahan pH diantara penambahan titran yang
berurutan dengan TA diperoleh dari nilai maksimum ΔpH/ΔV. Cara derivatif kedua kurva titrasi diperoleh dari
titik
potong dengan sumbu x (volume titran) kurva titrasi (Harvey 2000). Plot antara
Vb
[H3O+] dengan Vb
untuk volume titran sebelum TE disebut dengan plot Gran. Plot Gran akan
menghasilkan garis lurus dengan intersep x sama dengan volume titran saat TA
tercapai.
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
Tujuan
Percobaan
Percobaan
ini bertujuan menentukan titik akhir titrasi dengan menggunakan indikator
warna, cara derivatif, dan plot Gran.
Prosedur Percobaan
Preparasi NaOH dan asam oksalat 0.1 N; larutan NaOH
dengan konsentrasi 0.1 N yang telah disediakan dapat langsung digunakan. Asam
oksalat sebanyak 0.6349 g ditimbang untuk membuat larutannya dengan konsentrasi
0.1 N dan volume 100 ml yang akan dititrasi dengan NaOH. Asam oksalat yang
telah ditimbang, dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditera dengan
akuades.
Menentukan TA titrasi asam oksalat dengan NaOH
menggunakan indikator asam basa; larutan asam oksalat sebanyak 10 ml yang telah
dibuat sebelumnya diambil dengan pipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer,
ditambah dua sampai tiga tetes fenolftalein, lalu dititrasi dengan larutan NaOH
yang telah disediakan. Titik akhir tercapai (titrasi dihentikan), pada saat
larutan mulai berubah dari tidak
berwarna menjadi sedikit merah (tepat mulai berwarna) yang stabil setelah 60
detik. Titrasi dilakukan triplo.
Menentukan TA titrasi asam oksalat dengan NaOH
menggunakan titrasi potensiometri; larutan asam oksalat yang telah dibuat
diambil sebanyak 10 ml menggunakan pipet lalu dipindahkan ke dalam gelas piala
250 ml dan diencerkan dengan 100 ml akuades. Alat dipasang dan dihubungkan
dengan elektrode dengan potensiometer lalu alat diberi sumber arus. Titik nol
dari potensiometer ditepatkan dan besarnya potensial larutan juga ditetapkan
yaitu dengan memakai skala 0-100 mV. Titrasi asam oksalat dengan NaOH yang
telah disediakan dengan penambahan NaOH sebesar 1 ml (1-9 ml), 0.2 ml (9-11
ml), 1 ml (11-15 ml). Potensial dibaca setelah penambahan NaOH tersebut dan
titrasi dilakukan triplo. Catatan: HCl dan boraks juga dapat digunakan untuk
titrasi pada percobaan ini.
Hasil Percobaan
Tabel 1 Hasil Titrasi Asam
Oksalat dengan NaOH
Ulangan
|
V. Oksalat
(ml)
|
V. NaOH
(ml)
|
[NaOH]
(N)
|
||
Awal
|
Akhir
|
Terpakai
|
|||
1
|
10.00
|
0.00
|
11.20
|
11.20
|
0.0899
|
2
|
10.00
|
11.20
|
22.60
|
11.40
|
0.0883
|
3
|
10.00
|
22.60
|
34.10
|
11.50
|
0.0876
|
Rerata
|
11.37
|
0.0886
|
Indikator yang
digunakan : fenolftalein (PP)
Perubahan
warna : dari tak berwarna ke merah muda
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
Contoh perhitungan :
Hasil
penimbangan Asam Oksalat : 0.6349
gram
Bobot
ekuivalen Asam Oksalat (BE) : 63 g/mol
Normalitas :
Noksalat =
× ![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
=
× ![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.gif)
= 0.1007 N
Ulangan 1
Voksalat . Noksalat = VNaOH . NNaOH
NNaOH =
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
=
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.gif)
=
0.0899 N
Rerata = (
) N
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image017.gif)
=
0.0886 N
SD =
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image019.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.gif)
= ![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image025.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image025.gif)
=
1.1789
10-3
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
% Ketelitian =
100%
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image027.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
=
100%
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image029.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
= 98.67 %
pH larutan :
Ka oksalat = 5.6
10-2
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image031.gif)
Coksalat
= 0.1007 N
× 1/2 = 0.0503 M
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image033.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image035.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image037.gif)
![]() ![]() ![]() |
pH saat titik akhir :
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image044.gif)
Awal: (11.37ml×0.0886M)
mmol (10.00ml×0.0503M)mmol
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image045.gif)
Akhir: 0.504 mmol
0 mmol 0.503 mmol
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image047.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image049.gif)
= 1.542
10-7
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image051.gif)
![]() ![]() ![]() |
|
Tabel
2 Hasil Titrasi Asam Oksalat dengan NaOH
(titrasi potensiometri)
Titrasi Normal
|
Derivatif Pertama
|
Derivatif Kedua
|
|||||
Volume
(ml)
|
pH
|
Volume
(ml)
|
![]() |
Volume
(ml)
|
![]() |
||
0.00
|
3.48
|
||||||
1.00
|
3.44
|
0.50
|
-0.04
|
||||
2.00
|
3.45
|
1.50
|
0.01
|
1.00
|
0.05
|
||
3.00
|
3.47
|
2.50
|
0.02
|
2.00
|
0.01
|
||
4.00
|
3.52
|
3.50
|
0.05
|
3.00
|
0.03
|
||
5.00
|
3.60
|
4.50
|
0.08
|
4.00
|
0.03
|
||
6.00
|
3.71
|
5.50
|
0.11
|
5.00
|
0.03
|
||
7.00
|
3.91
|
6.50
|
0.20
|
6.00
|
0.09
|
||
8.00
|
4.16
|
7.50
|
0.25
|
7.00
|
0.05
|
||
9.00
|
4.41
|
8.50
|
0.25
|
8.00
|
0.00
|
||
9.20
|
4.47
|
9.10
|
0.30
|
8.80
|
0.083
|
||
9.40
|
4.50
|
9.30
|
0.15
|
9.20
|
-0.75
|
||
9.60
|
4.55
|
9.50
|
0.25
|
9.40
|
0.50
|
||
9.80
|
4.60
|
9.70
|
0.25
|
9.60
|
0.00
|
||
10.00
|
4.64
|
9.90
|
0.20
|
9.80
|
-0.25
|
||
10.20
|
4.69
|
10.10
|
0.25
|
10.00
|
0.25
|
||
10.40
|
4.74
|
10.30
|
0.25
|
10.20
|
0.00
|
||
10.60
|
4.77
|
10.50
|
0.15
|
10.40
|
-0.50
|
||
10.80
|
4.81
|
10.70
|
0.20
|
10.60
|
0.25
|
||
11.00
|
4.86
|
10.90
|
0.25
|
10.80
|
0.25
|
||
12.00
|
5.09
|
11.50
|
0.23
|
11.20
|
-0.033
|
||
13.00
|
5.36
|
12.50
|
0.27
|
12.00
|
0.04
|
||
14.00
|
5.76
|
13.50
|
0.40
|
13.00
|
0.13
|
||
15.00
|
6.95
|
14.50
|
1.19
|
14.00
|
0.79
|
||
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image063.gif)
Gambar
1 Kurva Titrasi Normal
|
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image069.gif)
Gambar
2 Kurva Derivatif Pertama
|
|
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image073.gif)
Gambar
3 Kurva Derivatif Kedua
Contoh perhitungan :
![]() ![]() |
![]() ![]() |
Tabel
3 Plot Gran
Vb (ml)
|
Vb
![]() ![]()
(mmol)
|
9.40
|
0.2856
![]() |
10.00
|
0.2520
|
10.60
|
0.2184
|
12.00
|
0.1400
|
14.00
|
0.0280
|
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image085.gif)
Gambar
4 Plot Gran
Contoh
Perhitungan Plot Gran :
VTE = 14.50 ml
Vb = 9.40 ml
Ka
= 5.6
10-2
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
Vb
[H3O+] = (Ka
VTE)
(Ka
Vb)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image087.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
Vb
[H3O+] = (5.6
10-2
14.50 ml)
(5.6
10-2
9.40)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image087.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\Wahari\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
= 0.2856 mmol
Pembahasan
Titrasi antara boraks (Na2B4O7.2H2O)
dan larutan HCl akan menghasilkan NaCl dan asam borat (H3BO3).
Boraks merupakan basa lemah dan HCl adalah asam lemah sehingga titrasi ini
menggunakan indikator asam-basa, yaitu merah metil yang memiliki trayek pH
4.2-6.3. Titik akhir titrasi ini ditandai dengan perubahan warna dari kuning
menjadi merah muda. Bobot boraks hasil perhitungan adalah 0,9525 g dan bobot
boraks yang ditimbang pun sama, yaitu 0,9525 g. Hasil perhitungan dari data
yang ada diperoleh normalitas boraks sebesar 0,1000 N sehingga didapat rerata
konsentrasi HCL sebesar 0,1000 N dengan volume sebesar 10,00 ml. Percobaan yang
kami lakukan adalah tiga kali ulangan sehingga dapat dihitung standar
deviasinya, yaitu sebesar 0.00 dan ketelitiannya sebesar 100%. Ketelitian
mencapai 100% karena percobaan titrasi menghabiskan larutan HCl yang konstan,
yaitu sebesar 10.00 ml.
Penentuan titik akhir titrasi dapat juga dilakukan dengan
potensiometri. Perlakuan titrasi menggunakan potensiometri berbeda dengan
titrasi menggunakan indikator asam-basa, pada potensiometri menggunakan arus
listrik dalam menetukan titik akhir titrasi. Volume HCL ditambahkan sedikit
demi sedikit ke titrat agar menghasilkan nilai pH yang akurat, sehingga
didapatkan hubungan volume HCL dengan nilai pH (gambar 1). kurva 1, kurva yang
dihasilkan adalah semakin banyak volume titran
yang ditambahkan, maka kurva semakin naik dengan bertambahnya nilai
potensial,hal ini menandakan bahwa hasil titrasi atau titran tersebut bersifat
asam.
Kurva derivatif
titrasi digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi. Pada kurva derivatif pertama titrasi terlihat
bahwa terjadi titik puncak kurva yang sangat tajam pada volume 10,8 ml, hal ini
menunjukan bahwa pada volume 10,8 ml terjadi titik ekuivalen. Dalam teorinya
titik ekuivalen sama dengan titik akhir, akan tetapi pada percobaan jarang
sekali titik ekuivelen sama dengan titik akhir. Hal ini disebabkan oleh
terbatasnya kemampuan praktikan dalam mengamati perubahan warna yang terjadi
saat titik ekuivalen berlangsung. Percobaan ini dihentikan pada volume 15 ml,
karena pada saat tersebut titik akhir titrasi lebih besar dari titik ekuivalen
maka terjadi kesalahan positif pada percobaan titrasi.
Kurva derivatif kedua titrasi lebih tepat dalam
menentukan titik akhir titrasi dibanding dengan kurva derivatif pertama
titrasi. Pada kurva derivatif kedua, terjadi puncak yang lebih beragam dan
titik ekuivelen diperoleh dari titik potong kurva dengan sumbu x yaitu pada
volume HCL mencapai 10,8 ml, hal ini menunjukan bahwa titik akhir titrasi
terjadi pada volume yang sama dengan titik ekuivalen yaitu 10,8 ml.
Plot garn dapat digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi, pada kurva 4 plot garn
yaitu hubungan antara volume titran yang digunakan sebelum mencapai titik
ekuivelen dengan Vb[H+] menghasilkan garis lurus.
Persamaan garis y=-0.005x+ 0.062, intersep 0.0.062 dan slope -0.005. Intersep menunjukan volume titran
saat mencapai titik akhir, sedangkan slope atau kemiringan sama dengan –Ka.
Simpulan
Penentuaan titik akhir dan titik ekuivalen dapat
dilakukan dengan menggunakan indikator asam-basa dan cara derivatif. Penentuan
titik akhir menggunakan indikator warna adalah dengan melihat perubahan warna,
cara derivatif dengan melihat kecuraman pada kurva derifatif pertama serta
perpotongan dengan sumbu x pada kurva derivatif kedua.
Daftar Pustaka
Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta :
Gramedia.
Harvey D. 2000. Modern Analytical Chemistry. Singapore :
The McGraw-Hill Companies.
Khopkar, 1990, Konsep Dasar Kimia
Analitik, UI Press, Jakarta.
How to bake one glass bottle of the Tithi Gold Titanium Bars
BalasHapusIn a large pot, scooping the aluminum oxide out trekz titanium headphones of the tin. Once the tray titanium cross necklace is dry, let the lid fall on the tray. Once this tray is babyliss pro nano titanium straightener dry, ecm titanium pour titanium exhaust tubing the Tithi Gold