Analisis kualitatif berkaitan dengan indetifikasi zat-zat kimia, yaitu
mengenali unsur atau senyawa apa yang ada dalam suatu sampel (Underwood 2002). Penentuan keberadaan ion
dalam suatu senyawa adalah hal yang bisa jadi mudah dilakukan tapi di lain
pihak juga bisa jadi sangat sulit. Seseorang yang ingin mengetahui
kation-kation yang terkandung dalam suatu campuran akan merasa kesulitan untuk
menentukannya dengan pasti. Namun, akan dipermudah bila ada pereaksi spesifik
untuk setiap kation, yaitu suatu bahan yang hanya dengan satu kation tertentu
memberi reaksi tertentu. Jelasnya, suatu pereaksi bersifat spesifik untuk suatu
ion, bila dalam suatu campuran hanya ion itulah yang bereaksi sehingga
menghasilkan warna tertentu jika ditambahkan pereaksi tersebut ke dalam
campuran itu. Selain pereaksi spesifik, bisa juga digunakan pereaksi selektif, yaitu reaksi yang
terjadi atas sekelompok bahan yang berbeda-beda, misalnya bila ion Cl-
ditambahkan kepada kation, maka dapat terjadi endapan. Pokok tujuannya adalah
memisahkan segolongan kation dari yang lain. Pereaksi sensitif adalah pereaksi
yang apabila direaksikan dengan larutan akan menunjukkan bahan yang hanya
sedikit sekali (Harjadi 1985).
Metode H2S merupakan cara yang dulu paling luas penggunaanya
untuk analisis kation. Metode ini mampu digunakan untuk menganalisis bahan yang
berisi sampai tiga puluh macam kation atau lebih. Setiap bahan yang berisi
kurang dari tiga puluh macam kation. Metode ini dinamakan metode H2S
karena gas H2S merupakan senyawa utama yang mengawali penggolongan
logam dengan metode ini.
Tujuan Percobaan
Percobaan
bertujuan mencari tahu keberadaan suatu ion melalui metode H2S dan
spot test.
Prosedur Percobaan
Larutan ANU ditambah HCl encer, maka jikalau ada kation-kation dari
golongan klorida akan mengendap. Endapan putih PbCl2 dibentuk oleh
Pb2+, endapan putih AgCl dibentuk oleh Ag+ dan endapan
putih Hg2Cl2 dibentuk oleh Hg22+.
Endapan klorida setelah dipisah dari cairan, diberi akuades dan dimasak.
Pemasakan ini akan menyebabkan PbCl2 larut, tetapi AgCl dan Hg2Cl2
tidak. Jadi dengan cara ini, endapan PbCl2 bisa dipisahkan dari AgCl
dan Hg2Cl2. Jika masih ada, endapan yang tinggal
dipisahkan dari cairan.
Cairan hanya berisi Pb2+ dan dapat diadakan reaksi untuk menunjukkan
bahwa Pb2+ benar ada. Jika cairan ini didinginkan dan endapan timbul
lagi menandakan ada Pb2+. Reaksi lain juga dilakukan dengan KI
sebagai pereaksinya. Hasil dari reaksi ini dibentuk endapan kuning dan bila
dipanaskan endapan larut menjadi larutan tak berwarna. Setelah dingin larutan
membentuk kristal sebagai keping-keping kuning. Dapat juga sebagian cairan
diberi H2SO4 dan endapan putih terbentuk atau diberi K2CrO4
dan terbentuk endapan kuning.
Sebagian endapan diberi NH4OH, jika ada AgCl endapan larut,
sedang Hg2Cl2 akan diubah menjadi endapan hitam/kelabu.
Kemudian, endapan hitam/kelabu dipisahkan dan cairan diberi beberapa tetes HNO3
untuk membuktikan bahwa Ag+ benar ada, yaitu terbentuk kembali
endapan putih. Dapat juga jika cairan ini diberi KI akan membentuk endapan
kuning atau diberi (NH)2S terbentuk endapan hitam. Di lain pihak,
endapan hitam/kelabu dilarutkan dalam sedikit aqua regia menjadi HgCl2
sambil dipanaskan sampai HNO3 habis. Cairan ini diberi beberapa
tetes KI membentuk endapan merah dan bila ditambahkan KI berlebihan endapan
akan larut kembali, membuktikan adanya Hg.
Spot test dilakukan untuk memeriksa ion-ion yang terkandung dalam suatu
senyawa. Metode ini dibagi menjadi empat berdasarkan wadah yang digunakan, yaitu menggunakan lempeng tetes, kertas
saring, spot plate dan tabung kecil.
Pengujian dengan menggunakan lempeng tetes dilakukan untuk mendeteksi
keberadaan Co2+. Lempeng tetes ditetesi setetes larutan Co2+,
Na2S2O3 1 M, NH4SCN, dan
5-10 tetes aseton. Bila ada Co2+ terjadi warna biru. Tes ini
spesifik.
Pengujian dengan menggunakan kertas saring dilakukan untuk mendeteksi
keberadaan Fe3+, Ni2+, MoO42-, WO42-,
SCN-, dan Fe(SCN)64-. Pengujian Fe3+
dilakukan dengan cara kertas saring ditetesi larutan Fe3+, NH4SCN
1 M, dan HCl 0,1 M. Bila ada Fe3+, spot berwarna merah jambu sampai
merah darah. Tes ini spesifik di antara ion-ion yang umum. Pengujian Ni2+
dilakukan dengan cara kertas saring ditetesi larutan Ni2+,
dimetilglioksim (larutan 1% dalam etanol), lalu dipegang di atas botol amoniak
pekat yang terbuka agar larutan terkena uap NH3. Sebuah noda
berwarna merah terjadi jika terdapat Ni2+. Pengujian MoO42-
dilakukan dengan cara kertas saring ditetesi larutan MoO42-,
NH4SCN 1 N, SnCl2 (10% dalam HCl pekat dan baru). Warna
merah dipinggir noda disebabkan oleh molibdat dan Fe tapi Fe akan hilang
setelah dibubuhi SnCl2. Pengujian WO42-
dilakukan dengan cara kertas saring ditetesi larutan WO42-,
NH4SCN 1 N, SnCl2, dan HCl. Hijau kebiru-biruan yang
tetap di pusat noda setelah diberi HCl disebabkan oleh wolframat. Tes ini
spesifik dan sekaligus digunakan untuk mencari kedua ion dalam setetes
cairan. Pengujian SCN-
dilakukan dengan cara kertas saring ditetesi larutan SCN- dan Fe3+. SCN-
ditunjukkan oleh warna merah, ditunjukkan oleh warna atau endapan biru. Jika
keduanya tidak ada, dipisahkan dengan setetes air lalu terjadi noda biru
berlingkaran merah di luarnya. Tes ini dianggap spesifik.
Hasil dan Perhitungan Data
Tabel 1 Penentuan keberadaan ion golongan I pada larutan dengan metode H2S
Sampel
|
Warna setelah bereaksi dengan
|
Jenis Ion
|
Keterangan
|
||||||||
H2SO4
|
KI
|
K2CrO4
|
KI
|
HNO3
|
(NH4)2S
|
NH4OH
|
Pb2+
|
Ag+
|
Hg22+
|
||
1
|
^bening
|
^kuning
|
^orange
|
*kuning
|
*putih
|
*hitam
|
^
|
-
|
+
|
-
|
Mengandung
Ag+
|
2
|
*putih
|
*kuning
|
*kuning
|
^keruh
|
^bening
|
*hitam
|
^
|
+
|
-
|
-
|
Mengandung
Pb2+
|
3
|
*keruh
|
*kuning
|
*kuning
|
^bening
|
^bening
|
*coklat
|
*hitam
|
+
|
-
|
+
|
Mengandung
Pb2+ dan Hg22+
|
Keterangan :
^ =
tidak terjadi endapan
* = terjadi endapan
+ = mengandung
-
= tidak mengandung
Reaksi pada ion 1:
Pb2+ + HCl karena
tidak ada Pb2+
Hg22+
+ HCl karena
tidak ada Hg22+
Ag+
+ HCl AgCl(s)
(putih)
AgCl
+ NH4OH Ag(NH3)2Cl
+ H2O
Ag(NH3)2Cl
+ HNO3 AgCl(s)
(putih)
Ag(NH3)2Cl
+ KI AgI(s)
(kuning)
Ag(NH3)2Cl Ag2S(s) (hitam)
Tabel
2 Penentuan keberadaan ion dengan metode spot test
Jenis Ion
|
Perubahan Warna
|
Keterangan
|
|
Awal
|
Akhir
|
||
Co2+
|
Tak berwarna
|
Biru
|
+
|
Fe3+
|
Tak berwarna
|
Merah darah
|
+
|
Mn2+
|
Merah
|
Merah
|
+
|
Ni2+
|
Tak berwarna
|
Merah
|
+
|
I-
|
Tak berwarna
|
Hitam
|
+
|
MoO42-
|
Tak berwarna
|
Merah
|
+
|
WO42-
|
Tak berwarna
|
Hijau muda
|
+
|
SCN-
|
Tak berwarna
|
Merah darah
|
+
|
Fe2+
|
Tak berwarna
|
Merah darah
|
+
|
Fe(CN)64-
|
Tak berwarna
|
Hijau tua
|
+
|
Keterangan :
+ : Mengandung ion yang
diperiksa
Reaksi yang terjadi:
Co2+ + 4 SCN- Co(SCN)42-
Fe3+ + 6 SCN- Fe(SCN)63-
2 MnSO4 + 5 KIO4 + 3 H2O 2HMnO4
(pink) + 5KIO4 + 2H2SO4
2KI + 2 KNO2 + 4HCl
4KCl + I2 + 2NO + 2H2O
2Mo6+ + Sn2+ 2Mo5+
+ Sn4+
2Mo5+ + 2H2O
2MoO3+ + 4H+
2MoO3+ + 10SCN-
2MoO(SCN)52-
WO42- + 2H+ + H2O H2WO4.H2O
2H2WO4 + Sn2+ + 2H+ Sn4+
+ W2O5 (biru) + 3H2O
2Fe3+ + 6SCN- Fe[Fe(SCN)6]
(merah)
4FeCl3 + 3K4[Fe(CN)6] Fe4[Fe(CN)6]3
(biru) + 12KCl
Pembahasan
Hasil
Ion Ag+, Pb2+, dan Hg22+
merupakan golongan klorida. Golongan I dinamakan golongan klorida karena
ion-ion dari hasil reaksi HCl dengan campuran yang diinginkan menghasilkan
endapan AgCl, PbCl2, dan Hg2Cl2. Bila dalam
uji keberadaan Ni2+ tidak diberikan oksidator H2O2,
ion Co2+, Mn 2+, Fe 2+, dan Cu 2+
akan mengganggu tapi percobaan ini memakai larutan Ni2+ sebagai
bahan yang akan diperiksa jadi ion-ion pengganggu tersebut tidak akan
mengganggu percobaan. Penentuan keberadaan ion I- ditambahkan kanji
sehingga reaksi ini berlangsung secara reversibel dengan
iodium menghasilkan kompleks iodium-kanji yang berwarna biru tua yang lebih
mudah untuk dilihat (Clark 2007). Namun, warna yang dihasilkan dalam percobaan
adalah warna hitam karena kebanyakanFungsi SnCl2 pada uji ion
wolframat dan molibdat adalah menghilangkan
ion pengganggu yang membentuk warna yang sama dengan ion yang diinginkan.
Penentuan keberadaan ion Co2+, Fe3+, Mn2+,
Ni2+, I-, MoO4 2-, WO42-,
SCN-, Fe(CN)64-, dan Fe2+
menggunakan pereaksi spesifik. Hal tersebut nampak dari hasil akhir setelah
pereaksi dicampurkan langsung didapatkan ion yang diinginkan. Sedangkan,
penentuan keberadaan ion Ag+, Hg22+, dan Pb2+
memakai pereaksi selektif karena setelah pereaksi HCl ditambahkan kepada kation
terjadi endapan. Reaksi ini tidak spesifik karena yang dapat mengendap dengan Cl- tidak hanya satu macam
kation, tetapi tiga macam, yaitu Ag+, Hg22+,
dan Pb2+.
Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan dengan metode H2S,
larutan 1 mengandung ion Ag+, larutan 2 mengandung ion Pb2+,
dan larutan 3 mengandung ion Pb2+ dan Hg22+.
Penentuan keberadaan ion dengan metode spot tes didapatkan semua larutan yang
diperiksa mengandung ion yang dikehendaki.
Daftar Pustaka
Anonim. 2008. Senyawa Fenolik. [terhubung berkala]. http://farms-area.blogspot.com/2008/07senyawa fenolik [8 Desember 2009].
Burhan P. 2009. Geokimia Organik. [terhubung berkala]. http://ciptajayamedika.com/news.php?nID=84 &action=detail [8 Desember 2009].
Harjadi W. 1985. Ilmu
Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia.
Underwood AL, Day RA.
2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi VI.
Jakarta : Erlangga.
Faisal, Sanapiah. (1990). Penelitian Kualitatif:
Dasar-Dasar dan Aplikasinya. Malang: YA3
Farida N C. 2008. Studi
Efektifitas Daun Pacar (Lawsonia Inermis) Sebagai Alternatif Pewarna pada Kain
Batik. [terhubung berkala]. http://125.163.204.22/download/ebooks_kimia/makalah/Efektifitas%
20Daun%20Pacar.pdf
[8 Desember 2009].
Khusniati M. 2008. Menyelamatkan Industri Batik. [terhubung berkala]. http://www.kompas.com/index. php/read/xml/2008/04/09/11023526/menyelamatkan.industri.batik [8 Desember 2009].
Lenny S. 2006. Senyawa
Flavonoida, Fenilpropanoida, dan Alkaloida. [terhubung
berkala]. http://library.usu.ac.id/download/fmipa/06003489.pdf [8 Desember 2009].
Nio O K. 1989. Zat-zat
Toksik yang Secara Alamiah Ada pada Bahan Makanan Nabati. [terhubung berkala]. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/58_10_Zat-ZatToksikAlamiah.pdf/58_10_Zat-ZatToksikAlamiah.html [8 Desember 2009].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar