Pendahuluan
Polivinil alcohol (PVA)
merupakan suatu polimer sintetik yang larut dalam air, yang diproduksi dari proses
polimerisasi dan alholisasi vinil asetat. Polivinil alkohol memiliki bentuk
film yang sangat bagus, bersifat emulsifier dan adisif. Sifatnya tahan terhadap
minyak, lemak dan pelarut, tidak berbau dan tidak beracun. PVA sangat mudah
terdegradasi dan cepat larut. Titik lelehnya 230 oC dan 180-190 oC untuk bisa
terhidrolisa sempurna. Struktur PVA adalah -(CH2-CHOH)- (Braun
et al 2005) Berat molekul merupakan variabel penting karena berhubungan
langsung dengan sifat kimia polimer. Teknik yang lebih umum digunakan untuk
penetapan berat molekul polimer salah satunya adalah pengukuran viskositas
larutan menggunakan Viskometer Ostwald .
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Viskositas fluida yang semakin
besar, maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukkan
semakin sulit suatu benda bergerak didalam fluida tersebut. Viskositas dalam
zat cair dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair sehingga
menyebabkan adanya tegangan geser antara molekulmolekul yang bergerak .(Eka
Suci Ariyati 2010 ).Nilai kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan
membandingkan gaya tekan per satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari
fluida(Thibodeau, & Len. 2004). Viskositas intrinsik penting dalam
karakteristik polimer. Nilainya dipengaruhi konsentrasi dan ukuran makromolekul
terlarut, pelarut, dan suhu. Nilai viskositas intrinsik dapat dicari dengan
menggunakan metode “Least Square”, dari persamaan diperoleh suatu kurva garis
lurus, sehingga didapat interseptnya yang dinamakan viskositas intrinsik. Viskositas
intrinsik berbanding lurus dengan berat molekul. (Habibah et al 2013) Percobaan
ini bertujuan mengukur viskositas intrinsik larutan PVA berair.
Pembahasan
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan didalam fluida. Viskositas suatu fluida yang
semakin besar maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu
benda begerak didalam fluida tersebut. Nilai viskositas dipengaruhi oleh tekanan,
temperatur, ukuran dan berat molekul, pelarut, serta ikatan. Viskositas terbagi
tiga jenis yaitu viskositas spesifik (ƞsp ), kinematik, dan intrinsik (ƞ). Viskositas
intrinsik dihitung dari perbandingan antara viskositas spesifik dengan
konsentrasi larutan (ƞsp/C) yang diekstrapolasi sehingga nilai konsentrasi larutan
mendekati nol, atau dari perbandingan viskositas relatif terhadap
konsentrasi(ln rel/C). Dengan demikian nilai kelarutan tidak berpengaruh
terhadap viskositas intrinsic (Emma, 2012).
Percobaan ini menggunakan viskometer Ostwald dalam
menentukan viskositas intrinsik PVA. Metode ini dilakukan dengan mengukur waktu
alir yang dibutuhkan oleh suatu cairan
pada konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada pipa
viskometer. Keunggulan dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya
murah serta perhitungannya lebih sederhana. Langkah pertama yang dilakukan adalah
menyiapkan larutan yang akan digunakan, yaitu dengan melarutkan PVA dalam
akuades. Larutan dipanaskan pada suhu 80C untuk melarutkan PVA dan membuatnya
homogen. Percobaan ini menggunakan 4 larutan dengan konsentrasi berbeda, yaitu
4,2,1,0.5 %.
Masing-masing larutan di ulangi lima kali, sedangkan pelarut
diukur viskositasnya 3x ulangan. Hal ini dilakukan karena untuk mendapatkan
nilai yang mendekati benar sebab alat yang digunakan tidak dapat menentukan hasilnya
secara pasti. Kelima hasil tersebut kemudian dirata-ratakan. Pengukuran dalam viskometer diusahakan agar
tidak ada gelembung dalam viskometer. Hal ini bertujuan agar aliran laminar
tidak terganggu oleh adanya gelembung yang akan mengakibatkan waktu yang
diperoleh tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya.
Menurut teori bahwa semakin tinggi konsentrasi dari larutan
kitosan maka semakin lama pula waktu
yang dibutuhkan untuk mengalir (berbanding lurus) karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin
banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.
Viskositas larutan dapat dimanfaatkan untuk menentukan berat molekul dari suatu polimer. Polivinilalkohol adalah suatu polimer yang dapat larut dalam air. Semakin tinggi konsentrasi PVA yang dilarutkan dalam air, maka interaksi antara keduanya akan meningkat sehingga akan meningkatkan viskositas larutan.
Viskositas larutan dapat dimanfaatkan untuk menentukan berat molekul dari suatu polimer. Polivinilalkohol adalah suatu polimer yang dapat larut dalam air. Semakin tinggi konsentrasi PVA yang dilarutkan dalam air, maka interaksi antara keduanya akan meningkat sehingga akan meningkatkan viskositas larutan.
Kesalahan–kesalahan yang terjadi pada percobaan ini juga
dapat mempengaruhi data percobaan. Kesalahan yang terjadi seperti: kesalahan
dalam perhitungan waktu alir fluida yang diukur serta kesalahan yang dilakukan oleh praktikan itu sendiri
misalnya kurang telitinya praktikan melakukan praktikum sehingga waktu yang
dihitung kurang tepat.
ini daftar pustakanya mana coba?
BalasHapus