Chemistry

Chemistry
dangerously nerdy

Minggu, 21 Februari 2016

Analisis Kualitatif Metode H2S dan Spot Test




Teori Dasar Percobaan
Analisis kualitatif berkaitan dengan indetifikasi zat-zat kimia, yaitu mengenali unsur atau senyawa apa yang ada dalam suatu sampel (Underwood 2002). Penentuan keberadaan ion dalam suatu senyawa adalah hal yang bisa jadi mudah dilakukan tapi di lain pihak juga bisa jadi sangat sulit. Seseorang yang ingin mengetahui kation-kation yang terkandung dalam suatu campuran akan merasa kesulitan untuk menentukannya dengan pasti. Namun, akan dipermudah bila ada pereaksi spesifik untuk setiap kation, yaitu suatu bahan yang hanya dengan satu kation tertentu memberi reaksi tertentu. Jelasnya, suatu pereaksi bersifat spesifik untuk suatu ion, bila dalam suatu campuran hanya ion itulah yang bereaksi sehingga menghasilkan warna tertentu jika ditambahkan pereaksi tersebut ke dalam campuran itu. Selain pereaksi spesifik, bisa juga digunakan pereaksi selektif, yaitu reaksi yang terjadi atas sekelompok bahan yang berbeda-beda, misalnya bila ion Cl- ditambahkan kepada kation, maka dapat terjadi endapan. Pokok tujuannya adalah memisahkan segolongan kation dari yang lain. Pereaksi sensitif adalah pereaksi yang apabila direaksikan dengan larutan akan menunjukkan bahan yang hanya sedikit sekali (Harjadi 1985).
Metode H2S merupakan cara yang dulu paling luas penggunaanya untuk analisis kation. Metode ini mampu digunakan untuk menganalisis bahan yang berisi sampai tiga puluh macam kation atau lebih. Setiap bahan yang berisi kurang dari tiga puluh macam kation. Metode ini dinamakan metode H2S karena gas H2S merupakan senyawa utama yang mengawali penggolongan logam dengan metode ini.

Tujuan Percobaan
Percobaan bertujuan mencari tahu keberadaan suatu ion melalui metode H2S dan spot test.
Prosedur Percobaan
Larutan ANU ditambah HCl encer, maka jikalau ada kation-kation dari golongan klorida akan mengendap. Endapan putih PbCl2 dibentuk oleh Pb2+, endapan putih AgCl dibentuk oleh Ag+ dan endapan putih Hg2Cl2 dibentuk oleh Hg22+. Endapan klorida setelah dipisah dari cairan, diberi akuades dan dimasak. Pemasakan ini akan menyebabkan PbCl2 larut, tetapi AgCl dan Hg2Cl2 tidak. Jadi dengan cara ini, endapan PbCl2 bisa dipisahkan dari AgCl dan Hg2Cl2. Jika masih ada, endapan yang tinggal dipisahkan dari cairan.
Cairan hanya berisi Pb2+ dan dapat diadakan reaksi untuk menunjukkan bahwa Pb2+ benar ada. Jika cairan ini didinginkan dan endapan timbul lagi menandakan ada Pb2+. Reaksi lain juga dilakukan dengan KI sebagai pereaksinya. Hasil dari reaksi ini dibentuk endapan kuning dan bila dipanaskan endapan larut menjadi larutan tak berwarna. Setelah dingin larutan membentuk kristal sebagai keping-keping kuning. Dapat juga sebagian cairan diberi H2SO4 dan endapan putih terbentuk atau diberi K2CrO4 dan terbentuk endapan kuning.
Sebagian endapan diberi NH4OH, jika ada AgCl endapan larut, sedang Hg2Cl2 akan diubah menjadi endapan hitam/kelabu. Kemudian, endapan hitam/kelabu dipisahkan dan cairan diberi beberapa tetes HNO3 untuk membuktikan bahwa Ag+ benar ada, yaitu terbentuk kembali endapan putih. Dapat juga jika cairan ini diberi KI akan membentuk endapan kuning atau diberi (NH)2S terbentuk endapan hitam. Di lain pihak, endapan hitam/kelabu dilarutkan dalam sedikit aqua regia menjadi HgCl2 sambil dipanaskan sampai HNO3 habis. Cairan ini diberi beberapa tetes KI membentuk endapan merah dan bila ditambahkan KI berlebihan endapan akan larut kembali, membuktikan adanya Hg.
Spot test dilakukan untuk memeriksa ion-ion yang terkandung dalam suatu senyawa. Metode ini dibagi menjadi empat berdasarkan wadah yang digunakan,  yaitu menggunakan lempeng tetes, kertas saring, spot plate dan tabung kecil.
Pengujian dengan menggunakan lempeng tetes dilakukan untuk mendeteksi keberadaan Co2+. Lempeng tetes ditetesi setetes larutan Co2+, Na2S2O3 1 M, NH4SCN, dan 5-10 tetes aseton. Bila ada Co2+ terjadi warna biru. Tes ini spesifik.
Pengujian dengan menggunakan kertas saring dilakukan untuk mendeteksi keberadaan Fe3+, Ni2+, MoO42-, WO42-, SCN-, dan Fe(SCN)64-. Pengujian Fe3+ dilakukan dengan cara kertas saring ditetesi larutan Fe3+, NH4SCN 1 M, dan HCl 0,1 M. Bila ada Fe3+, spot berwarna merah jambu sampai merah darah. Tes ini spesifik di antara ion-ion yang umum. Pengujian Ni2+ dilakukan dengan cara kertas saring ditetesi larutan Ni2+, dimetilglioksim (larutan 1% dalam etanol), lalu dipegang di atas botol amoniak pekat yang terbuka agar larutan terkena uap NH3. Sebuah noda berwarna merah terjadi jika terdapat Ni2+. Pengujian MoO42- dilakukan dengan cara kertas saring ditetesi larutan MoO42-, NH4SCN 1 N, SnCl2 (10% dalam HCl pekat dan baru). Warna merah dipinggir noda disebabkan oleh molibdat dan Fe tapi Fe akan hilang setelah dibubuhi SnCl2. Pengujian WO42- dilakukan dengan cara kertas saring ditetesi larutan WO42-, NH4SCN 1 N, SnCl2, dan HCl. Hijau kebiru-biruan yang tetap di pusat noda setelah diberi HCl disebabkan oleh wolframat. Tes ini spesifik dan sekaligus digunakan untuk mencari kedua ion dalam setetes cairan.  Pengujian SCN- dilakukan dengan cara kertas saring ditetesi larutan  SCN-  dan Fe3+. SCN- ditunjukkan oleh warna merah, ditunjukkan oleh warna atau endapan biru. Jika keduanya tidak ada, dipisahkan dengan setetes air lalu terjadi noda biru berlingkaran merah di luarnya. Tes ini dianggap spesifik.

Hasil dan Perhitungan Data
Tabel 1  Penentuan keberadaan ion golongan I pada larutan dengan metode H2S
Sampel
Warna setelah bereaksi dengan
Jenis Ion
Keterangan
H2SO4
KI
K2CrO4
KI
HNO3
(NH4)2S
NH4OH
Pb2+
Ag+
Hg22+
1
^bening
^kuning
^orange
*kuning
*putih
*hitam
^
-
+
-
Mengandung Ag+
2
*putih
*kuning
*kuning
^keruh
^bening
*hitam
^
+
-
-
Mengandung Pb2+
3
*keruh
*kuning
*kuning
^bening
^bening
*coklat
*hitam
+
-
+
Mengandung Pb2+ dan Hg22+
Keterangan :
                            ^ = tidak terjadi  endapan
* = terjadi endapan
+ = mengandung
-    = tidak mengandung

Reaksi pada ion 1:                                                                                   
              Pb2+ + HCl                                  karena tidak ada Pb2+
              Hg22+ + HCl                                karena tidak ada Hg22+
              Ag+ + HCl                                      AgCl(s) (putih)
              AgCl + NH4OH                             Ag(NH3)2Cl + H2O
              Ag(NH3)2Cl + HNO3                     AgCl(s) (putih)
              Ag(NH3)2Cl + KI                            AgI(s) (kuning)
              Ag(NH3)2Cl                                   Ag2S(s) (hitam)
Tabel 2  Penentuan keberadaan ion dengan metode spot test
Jenis Ion
Perubahan Warna
Keterangan
Awal
Akhir
Co2+
Tak berwarna
Biru
+
Fe3+
Tak berwarna
Merah darah
+
Mn2+
Merah
Merah
+
Ni2+
Tak berwarna
Merah
+
I-
Tak berwarna
Hitam
+
MoO42-
Tak berwarna
Merah
+
WO42-
Tak berwarna
Hijau muda
+
SCN-
Tak berwarna
Merah darah
+
Fe2+
Tak berwarna
Merah darah
+
Fe(CN)64-
Tak berwarna
Hijau tua
+
Keterangan :
+     : Mengandung ion yang diperiksa
Reaksi yang terjadi:
Co2+ + 4 SCN-                                       Co(SCN)42-
Fe3+ + 6 SCN-                                        Fe(SCN)63-
2 MnSO4 + 5 KIO4 + 3 H2O               2HMnO4 (pink) + 5KIO4 + 2H2SO4
2KI + 2 KNO2 + 4HCl                          4KCl + I2 + 2NO + 2H2O
2Mo6+ + Sn2+                                        2Mo5+ + Sn4+
2Mo5+ + 2H2O                                     2MoO3+ + 4H+
2MoO3+ + 10SCN-                               2MoO(SCN)52-
WO42- + 2H+ + H2O                             H2WO4.H2O
2H2WO4 + Sn2+ + 2H+                        Sn4+ + W2O5 (biru) + 3H2O
2Fe3+ + 6SCN-                                      Fe[Fe(SCN)6] (merah)
4FeCl3 + 3K4[Fe(CN)6]                      Fe4[Fe(CN)6]3 (biru) + 12KCl

Pembahasan Hasil
Ion Ag+, Pb2+, dan Hg22+ merupakan golongan klorida. Golongan I dinamakan golongan klorida karena ion-ion dari hasil reaksi HCl dengan campuran yang diinginkan menghasilkan endapan AgCl, PbCl2, dan Hg2Cl2. Bila dalam uji keberadaan Ni2+ tidak diberikan oksidator H22, ion Co2+, Mn 2+, Fe 2+, dan Cu 2+ akan mengganggu tapi percobaan ini memakai larutan Ni2+ sebagai bahan yang akan diperiksa jadi ion-ion pengganggu tersebut tidak akan mengganggu percobaan. Penentuan keberadaan ion I- ditambahkan kanji sehingga reaksi ini berlangsung secara reversibel dengan iodium menghasilkan kompleks iodium-kanji yang berwarna biru tua yang lebih mudah untuk dilihat (Clark 2007). Namun, warna yang dihasilkan dalam percobaan adalah warna hitam karena kebanyakanFungsi SnCl2 pada uji ion wolframat dan molibdat adalah  menghilangkan ion pengganggu yang membentuk warna yang sama dengan ion yang diinginkan.
Penentuan keberadaan ion Co2+, Fe3+, Mn2+, Ni2+, I-, MoO4 2-, WO42-, SCN-, Fe(CN)64-, dan Fe2+ menggunakan pereaksi spesifik. Hal tersebut nampak dari hasil akhir setelah pereaksi dicampurkan langsung didapatkan ion yang diinginkan. Sedangkan, penentuan keberadaan ion Ag+, Hg22+, dan Pb2+ memakai pereaksi selektif karena setelah pereaksi HCl ditambahkan kepada kation terjadi endapan. Reaksi ini tidak spesifik karena yang dapat mengendap  dengan Cl­- tidak hanya satu macam kation, tetapi tiga macam, yaitu Ag+, Hg22+, dan Pb2+.


Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan dengan metode H2S, larutan 1 mengandung ion Ag+, larutan 2 mengandung ion Pb2+, dan larutan 3 mengandung ion Pb2+ dan Hg22+. Penentuan keberadaan ion dengan metode spot tes didapatkan semua larutan yang diperiksa mengandung ion yang dikehendaki. 
Daftar Pustaka

Anonim. 2008. Senyawa Fenolik. [terhubung berkala]. http://farms-area.blogspot.com/2008/07senyawa fenolik  [8 Desember 2009].

Burhan P. 2009. Geokimia Organik. [terhubung berkala]. http://ciptajayamedika.com/news.php?nID=84 &action=detail [8 Desember 2009].

Harjadi W. 1985. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia.
Underwood AL, Day RA. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi VI. Jakarta : Erlangga.
Faisal, Sanapiah. (1990). Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasinya. Malang: YA3
Farida N C. 2008. Studi Efektifitas Daun Pacar (Lawsonia Inermis) Sebagai Alternatif Pewarna pada Kain Batik. [terhubung berkala]. http://125.163.204.22/download/ebooks_kimia/makalah/Efektifitas%
              20Daun%20Pacar.pdf [8 Desember 2009].
Khusniati M. 2008. Menyelamatkan Industri Batik. [terhubung berkala]. http://www.kompas.com/index. php/read/xml/2008/04/09/11023526/menyelamatkan.industri.batik [8 Desember 2009].
Lenny S. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan Alkaloida. [terhubung berkala]. http://library.usu.ac.id/download/fmipa/06003489.pdf [8 Desember 2009].
Nio O K. 1989. Zat-zat Toksik yang Secara Alamiah Ada pada Bahan Makanan Nabati. [terhubung berkala]. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/58_10_Zat-ZatToksikAlamiah.pdf/58_10_Zat-ZatToksikAlamiah.html [8 Desember 2009].