Chemistry

Chemistry
dangerously nerdy

Minggu, 21 Februari 2016

Kalibrasi Alat Ukur Volume dan Penggunaan Neraca



 A.            Teori Dasar Percobaan
Bekerja di laboratorium analisis sangat menuntut ketepatan. Alat pengukur volume yang memenuhii spesifikasi NIST (National Institut of Standards and Technology) dipercaya keakuratannya oleh dunia dan bisa dibeli. Namun, karena harganya sangat mahal, jarang laboratorium analitiik mempunyai alat yang memenuhi spesifikasi tersebut. Banyak perusahaan menawarkan alat pengukur volume dengan harga lebih murah tapi tidak memenuhi standar kalibrasi. Selain itu, kemungkinan terjadi kesalahan kalibrasi alat bisa disebabkan oleh pemuaian baik dari bejana kaca itu sendiri maupun dari larutan yang dikandungnya. Oleh karena itu, sebelum digunakan, alat kaca perlu dikalibrasi terlebih dahulu. Air digunakan sebagai bahan pembanding dalam kalibrasi alat kaca volumetrik karena kebanyakan kerja analitik mencakup larutan berair. (Underwood, 2002)
B.            Tujuan Percobaan
Pada percobaan ini, praktikan mempelajari penggunaan neraca analitik sesuai prosedur. Selain itu, agar data akurat dalam poses analisis, praktikan menggunakan neraca analitik untuk pengkalibrasian alat-alat pengukur volume sebagai proses standardisasi alat.
C.            Prosedur Percobaan
1.       Penggunaan Neraca Analitik
Neraca “OHAUS” dengan kapasitas 200 gram. Tahap pertama adalah persiapan. Piringan timbangan diperiksa kebersihannya. Kemudian, neraca dihubungkan dengan listrik 220 V.
Rounded Rectangle: Sr 1.0Tahap selanjutnya adalah pengoperasian yang terdiri atas penyalaan neraca, kalibrasi neraca, penimbangan, re-zero/Tare. Tanpa beban pada piringan, neraca dinyalakan dengan menekan tombol “ON”. Setelah itu, pada layar neraca akan muncul                                  . Sebelum digunakan untuk menimbang, neraca harus didiamkan selama 30 menit untuk pemanasan (menyesuaikan dengan lingkungan sekitar).
Neraca biasanya telah dikalibrasi pada saat dibuat, akan tetapi sebaiknya sebelum digunakan dikalibrasi terlebih dahulu karena kalibrasi suatu alat dipengaruhi oleh gaya gravitasi, pemakaian yang tidak bersih, pemindahan alat ke tempat yang lain, ketinggian dari permukaan laut, dan kondisi lingkungan sekitar. Untuk mengkalibrasi neraca, bahan yang telah diketahui massanya ditempatkan tepat di tengah piringan dan setelah itu muncul bobot dari beban tersebut. Jika bobot beban berbeda dengan bobot sebenarnya, maka neraca perlu dikalibrasi.
Untuk penimbangan, tombol ‘ON’ ditekan sehingga pada layar akan muncul angka 0.0000. Kemudian, benda yang akan ditimbang ditempatkan pada piringan, ditunggu sampai muncul tanda (*), setelah muncul lalu dibaca bobot benda atau bahan tersebut.
Ketika akan menimbang suatu bahan yang harus ditempatkan dalam suatu wadah, tombol O/T dapat menyimpan bobot wadah pada memori neraca (meng-nolkan wadah), sehingga pada saat menimbang bahan yang tertera pada layar adalah bobot dari bahan saja. Wadah kosong ditempatkan pada piringan, lalu pada layar akan muncul bobot yang wadah tersebut. Tombol O/T ditekan maka pada layar akan muncul angka 0.0000. Bahan dimasukkan pada wadah sesuai bobot yang diinginkan. Wadah yang berisi bahan jika dikeluarkan dari neraca akan menunjukkan bobot wadah yang bertanda negatif.
2.       Kalibrasi Buret, Pipet Mohr, dan Pipet Volumetrik
Buret diisi dengan air destilata sampai miniskusnya mencapai 0.00 ataupun daerah berskala. Erlenmeyer kosong ditimbang dengan tutupnya. Air dikeluarkan dari buret sebanyak 10 mL dan ditampung dalam erlenmeyer yang telah ditimbang, ditutup lalu ditimbang lagi. Begitu pula dengan jumlah air 0-20 mL, 0-30 mL, 0-40 mL, dan 0-50 mL. Untuk tiap data, volume diperhitungkan untuk 1 gr air pada berbagai suhu. Untuk kalibrasi pipet Mohr dan pipet volumetrik, perlakuan sama seperti buret tapi dengan volume 0-5 mL, 0-10 mL, 0-15 mL, 0-20 mL, 0-25 mL untuk pipet Mohr. Untuk pipet volumetrik, seluruh cairan dikeluarkan sekaligus.
3.       Kalibrasi Labu Takar
Labu takar dibersihkan dan dikeringkan selama 30 menit pada suhu 100° C. Setelah itu, oven dikeluarkan lalu didiamkan sebentar dan dimasukkan ke dalam eksikator. Kemudian, labu takar ditimbang. Kemudian, diisi dengan destilata dan ditimbang lagi.

D.            Hasil dan Perhitungan Data
1.       Buret
Jenis Erlenmeyer
A
B
C
D
Bobot Erlenmeyer (gram)
83,7982
77,1393
75,8436
85,0581
Tabel 1. Penimbangan air hasil kalibrasi buret menggunakan neraca analitik
Jenis
Suhu
Bobot Total (gram)
Bobot Air (gram)
Erlenmeyer
(°C)
10 mL
20 mL
30 mL
40 mL
50 mL
10 mL
20 mL
30 mL
40 mL
50 mL
A
30
93.7467
103.6800
113.6580
123.6167
133.5918
9.9485
19.8818
29.8598
39.8185
49.7936
B
30
87.0831
96.9785
106.8833
116.7772
126.7148
9.9438
19.8392
29.7440
39.6379
49.5755
C
30
85.7641
95.6944
105.5657
115.4670
125.4093
9.9205
19.8508
29.7221
39.6234
49.5657
D
30
94.9773
104.9509
114.8828
124.7952
134.7513
9.9192
19.8928
29.8247
39.7371
49.6932

Volume air  yang sesungguhnya
10 mL
20 mL
30 mL
40 mL
50 mL
9.9992
19.9832
30.0121
40.0216
50.0475
9.9945
19.9404
29.8957
39.8401
49.8283
9.9711
19.9520
29.8737
39.8255
49.8185
9.9698
19.9943
29.9768
39.9398
49.9466

Perhitungan data :
Volume 10 mL
Ø  Bobot Air = Bobot total – Bobot Erlenmeyer = 93,7467 g – 83,7982 g = 9,9485 g
Ø  Vrata-rata =  =  = 9,9837 mL
Ø  SD (ΔV) =
=
= 0,0159
Ø  Kebolehan = ΔV = (9,9837 + 0,0159) mL
Ø  Ketepatan =
=
= 99,84%
Ø  Ketelitian   =
          =
          = 99,84%

2.       Pipet Mohr
Jenis Erlenmeyer
A
B
C
D
Bobot Erlenmeyer (gram)
110,6950
93,1862
112,8365
107,8733

Tabel 2. Penimbangan air hasil kalibrasi pipet Mohr menggunakan neraca analitik
Jenis
Suhu
Bobot Total (gram)
Bobot Air (gram)
Erlenmeyer
(°C)
5 mL
10 mL
15 mL
20 mL
25 mL
5 mL
10 mL
15 mL
20 mL
25 mL
A
30
115.7885
120.7293
125.7502
130.6887
135.6666
5.0935
10.0343
15.0552
19.9937
24.9716
B
30
98.3443
103.1297
108.2767
112.9594
117.9543
5.1581
9.9435
15.0905
19.7732
24.7681
C
30
117.8723
123.2355
128.2121
132.6648
136.7272
5.0358
10.3990
15.3756
19.8283
23.8907
D
30
112.9983
117.9459
122.9700
127.7590
132.7609
5.0440
9.9916
15.0157
19.8047
24.8066

Volume air  yang sesungguhnya
5 mL
10 mL
15 mL
20 mL
25 mL
5.1195
10.0855
15.1320
20.0957
25.0990
5.1844
9.9942
15.1675
19.8740
24.8944
5.0615
10.4520
15.4540
19.9294
24.0125
5.0697
10.0426
15.0923
19.9057
24.9331

Perhitungan data :
Volume 20 mL
Ø  Bobot Air = Bobot total – Bobot Erlenmeyer = 130,6887 g – 110,6950 g = 19,9937 g
Ø  Vrata-rata =  =  = 19,9512 mL
Ø  SD (ΔV) =
=
= 0,0989
Ø  Kebolehan = ΔV = (19,9512 + 0,0989) mL

Ø  Ketepatan =
=
= 99,76%
Ø  Ketelitian   =
          =
          = 99,5%

3.       Labu Takar
Jenis Labu Takar
A (10 mL)
B (50 mL)
Bobot Labu Takar (gram)
13,2808
38,0542
Tabel 3. Penimbangan air hasil kalibrasi labu takar menggunakan neraca analitik
Ulangan
Suhu
Bobot Total (gram)
Bobot Air (gram)
Volume air  yang sesungguhnya (mL)
(°C)
10 mL
50 mL
10 mL
50 mL
10 mL
50 mL
1
30
23.1714
87.4756
9.8906
49.4214
9.9410
49.6734
2
30
23.1398
87.6184
9.8590
49.5642
9.9093
49.8170
3
30
23.1511
87.5144
9.8703
49.4602
9.9206
49.7124
4
30
23.1713
87.5333
9.8905
49.4791
9.9409
49.7314

Perhitungan data :
Volume 10 mL
Ø  Bobot Air = Bobot total – Bobot Labu Takar = 23,1714 g – 13,2808 g = 9,9410 g
Ø  Vrata-rata =  =  = 9.9280 mL
Ø  SD (ΔV) =
=
= 0,0157
Ø  Kebolehan = ΔV = (9,9280 + 0,0157) mL
Ø  Ketepatan =
=
= 99,28%
Ø  Ketelitian   =
          =
          = 99,84%

4.       Pipet Volumetrik
Tabel 4. Penimbangan air hasil kalibrasi pipet volumetrik menggunakan neraca analitik
Jenis
Suhu
Bobot awal (gram)
Bobot Total (gram)
Bobot Air (gram)
Volume air  yang sesungguhnya
Erlenmeyer
(°C)
10 mL
25 mL
10 mL
25 mL
10 mL
25 mL
10 mL
25 mL
A
30
56.2116
58.2962
66.1773
83.1496
9.9657
24.8534
9.9657
24.8534
B
30
55.0646
56.1832
65.0180
81.0429
9.9534
24.8597
9.9534
24.8597
C
30
58.4114
56.5866
68.3622
81.4439
9.9508
24.8573
9.9508
24.8573
D
30
57.4746
56.2373
67.4292
81.0749
9.9546
24.8376
9.9546
24.8376
Perhitungan data :
Volume 10 mL
Ø  Bobot Air = Bobot total – Bobot Erlenmeyer = 63,1773 g – 56,2116 g = 9,9657 g
Ø  Vrata-rata =  =  = 9.9561 mL
Ø  SD (ΔV) =
=
= 0,0066
Ø  Kebolehan = ΔV = (9,9561 + 0,0066) mL
Ø  Ketepatan =
=
= 99,56%
Ø  Ketelitian   =
          =
          = 99,93%

E.             Pembahasan Hasil
Sebelum digunakan alat harus dikalibrasi terlebih dahulu agar data yang dihasilkan akurat. Dalam percobaan ini digunakan neraca analitik dan air destilata untuk kalibrasi alat-alat gelas seperti buret, pipet volumetrik, pipet Mohr, dan labu takar. Temperatur mempengaruhi  volume alat kaca. Semakin tinggi suhunya, semakin besar volume karena terjadi pemuaian pada alat tersebut (Fischer, 1961). Suhu akhir setiap percobaan didapatkan sebesar 30°C.
Pada kalibrasi buret dengan volume yang tertera 10 mL, dari hasil perhitungan didapatkan kebolehan volume rata-rata adalah (9,9837 + 0,0159) mL dengan ketelitian dan ketepatan sebesar 99,84%. Oleh karena itu, buret termasuk alat kaca yang sangat bagus ketelitiannya bila  digunakan untuk mengukur volume.
Pada kalibrasi pipet Mohr dengan volume yang tertera 20 mL, didapatkan hasil kebolehan volume rata-ratanya sebesar (19,9512 + 0,0989) mL. Standar deviasi alat ini lebih besar daripada standar deviasi pada kalibrasi buret. Ketepatan dan ketelitian kalibrasi pipet Mohr masing-masing adalah 99,76% dan 99,5%.
Kebolehan volume rata-rata untuk kalibrasi labu takar adalah (9,9280 + 0,0157) mL dengan volume yang tertera sebesar 10 mL. Ketepatan kalibrasi alat ini adalah 99,28%, sedangkan ketelitiannya adalah 99,84%. Untuk kalibrasi pipet volumetrik didapatkan kebolehan volume rata-rata sebesar (9,9561 + 0,0066) mL dengan volume yang tertera adalah 10 mL. Ketepatan dan ketelitiannya adalah 99,56% dan 99,93%.
Buret, pipet Mohr, labu takar, dan pipet volumetrik merupakan alat yang ketelitiannya sangat bagus. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan melihat hasil kalibrasi dalam percobaan ini. Dari hasil perhitungan dan perbandingan didapatkan volume yang tertera pada alat pengukur lebih besar daripada volume sesungguhnya. Ketepatan dan ketelitian pada perhitungan percobaan tidak mencapai 100% karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh praktikan, misal ketidaktelitian saat membaca volume yang tertera pada alat, posisi mata yang tidak sejajar dengan tanda tera, atau ketidakbersihan alat gelas.

F.             Kesimpulan
Alat-alat pengukur volume seperti buret, pipe Mohr, labu takar, dan pipet volumetrik perlu dikalibrasi sebelum digunakan agar menghasilkan data yang akurat. Pengkalibrasian ini dilakukan dengan menggunakan air destilata dan neraca analitik untuk mengukur bobot air dan alat pengukur volume tersebut. Hasil kalibrasi didapatkan dengan membandingkan volume air destilata yang sesungguhnya dengan volume yang tertera pada wadah atau alat pengukur volume. Dari hasil percobaan disimpulkan volume yang tertera pada alat gelas lebih besar daripada volume sesungguhnya.

G.           Daftar Pustaka
Brown, Glenn H, Dan Salle, Eugene M. 1963. Quantitative Chemistry. USA : Prentice-hall Inc.
Day RA & Underwood AL. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi VI. Jakarta : Erlangga.
Fischer & Robert B. 1961. Quantitative Chemical Analysis. Amerika : W.B. Sauders Company.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar